Berpikir Cerdas secara Kreatif
"Kemampuan
seorang entrepreneur dalam berinovasi sangat menentukan keberhasilan bisnis
dimasa depan. Karena mereka mampu menyikapi perubahan pelanggan, dan para
pesaingnya dalam dunia bisnis. Oleh karena itu, jika Anda ingin sukses
membangun usaha, jadilah individu atau pengusaha yang aktif dan kreatif
sehingga dapat menyalurkan ide secepat mungkin sebelum didahului oleh orang
lain."
1. Berpikir
Berpikir
adalah proses yang intens untuk memecahkan masalah, dengan menghubungkan satu
hal dengan yang lain, sehingga mendapatkan pemecahan. Yang kemudian menjadi
masalah adalah bahwa hal-hal yang akan dihubungkan tersebut belum tentu ada
atau hadir di benak kita. Oleh karena itu berpikir melibatkan kemampuan
untuk membayangkan atau menyajikan objek-objek yang tidak ada secara fisik atau
kejadian-kejadian yang tidak sedang berlangsung.
Agar
seseorang dapat membayangkan atau menyajikan hal-hal yang dibutuhkan untuk
memecahkan masalah, maka untuk itu dibutuhkan bahan-bahan dasar. Bahan-bahan
dasar inilah yang membangun pikiran dan kemudian menentukan model berpikir
seseorang. Menurut Morris (1990), bahan-bahan dasar itu adalah
bayang-bayang (image) dan konsep-konsep, untuk selanjutnya konsep-konsep
tersebut kemudian ditransformulasikan ke dalam bentuk kata-kata atau bahasa
atau dalam bentuk lainnya.
2. Berpikir
Kreatif
Berpikir
kreatif adalah suatu cara berpikir dimana seseorang mencoba menemukan hubungan-hubungan
baru untuk memperoleh jawaban baru terhadap masalah. Dalam berpikir kreatif,
seseorang dituntut untuk dapat memperoleh lebih dari satu jawaban terhadap
suatu persoalan dan untuk itu maka diperlukan imajinasi. Adapun berpikir
analitis adalah berpikir yang sebaliknya menggunakan suatu pendekatan logis
menuju ke jawaban tunggal.
Sebenarnya
dalam menghadapi masalah kita membutuhkan kedua jenis berpikir tersebut, yaitu
berpikir logis-analitis dan berpikir kreatif. Berpikir logis-analitis sering
disebut dengan berpikir konvergen, karena cara berpikir ini cenderung menyempit
dan menuju ke jawaban tunggal. Sementara itu berpikir kreatid sering disebut
sebagai berpikir divergen, karena disini pikiran didorong untuk menyebar jauh
dan meluas dalam mencari ide-ide baru.
3. Proses
Berpikir Kreatif
Dalam
berpikir kreatif proses yang terjadi ternyata melalui beberapa tahapan
tertentu. Suatu ide tidak dapat dengan tiba-tiba muncul di dalam benak kita.
Ide-ide terjadi setelah berbagai macam simbol diolah di alam bawah sadar kita.
Sehingga dapat dikatakan bahwa dalam terjadinya berpikir kreatif, mau tidak mau
akan melewati beberapa tahap. Adapun tahap-tahap tersebut antara lain adalah
persiapan, inkubasi, iluminasi, evaluasi, dan revisi.
- Tahap Persiapan
- Tahap Inkubasi
- Tahap Iluminasi
- Tahap Evaluasi
- Tahap Revisi
4. Kreativitas
Banyak
orang yang mengabaikan kreativitas sebab dia tidak menyadari manfaat dari
kreativitas. Beberapa alasan yang menjadikan sangat pentingnya kreativitas
adalah :
Hidup selalu berhadapan dengan masalah, Anda perlu
ide-ide untuk mengatasi masalah tersebut. Anda harus kreatif mencari ide-ide
untuk memecahkan masalah yang Anda hadapi. Persaingan tidak pernah berhenti. Anda akan
menghadapi produk yang sama dengan yang Anda jual. Anda harus kreatif
menghasilkan ide-ide untuk membuat atau memperbaiki produk Anda agar tetap
unggul.
Seringkali yang membedakan Anda dengan
karyawan lain ialah kreativitas Anda dalam mencari solusi, menghasil ide-ide
terobosan, dan dalam menjalankan tugas Anda. Orang kreatif tidak mudah menyerah. karena selalu memiliki solusi
alternatif.
Kreativitas ditentukan sejauh mana kita
menginginkan hal-hal baru. Motivasi ini dilandasi sejauh mana kita menginginkan
perbaikan dalam hidup atau sejauh mana kesulitan yang dialami. Pertanyaan yang
sangat penting ialah sejauh mana kita menginginkan hal yang baru? Temukan
motivator tersebut dan tetapkan dalam pikiran.
Biasanya orang sering mendapatkan ide justru pada
saat rileks ketimbang berfikir serius. Jadi saat ingin menyelesaikan
masalah, atau ingin mencari suatu ide baru coba saja untuk rileks. Namun
sebelum rileks perlu untuk menyatakan apa yang akan dicari, katakan
berulang-ulang sampai meresap ke dalam pikiran bawah sadar, kemudian rileks.
Ide-ide atau solusi akan muncul pada saat-saat yang tidak terduga.
Takut terhadap resiko yang terdapat pada ide
justru akan menghambat jalan keluar ide. Setiap gagasan atau solusi
mungkin akan mengandung resiko, tetapi jika ingin kreatif kita harus berani
mengambil resikonya. Namun,
perlu dicermati pula bahwa terdapat sikap-sikap yang menjadi suatu hambatan
dalam berpikir kreatif, yaitu :
- Rasa Takut
Rasa
takut gagal, takut salah, takut dimarahi, dan rasa takut lainnya sering
menghambat seseorang untuk berpikir kreatif.
- Rasa Puas
Orang
yang sudah puas akan prestasi yang diraihnya, serta telah merasa nyaman dengan
kondisi yang dijalaninya seringkali terbutakan oleh rasa bangga dan rasa puas
tersebut sehingga orang tersebut tidak terdorong untuk menjadi kreatif mencoba
yang baru, belajar sesuatu yang baru, ataupun menciptakan sesuatu yang
baru.
- Rutinitas Tinggi
Rutinitas
menjadi hambatan untuk memanfaatkan kemampuan berpikir kreatif. perlu
menyisihkan waktu khusus untuk mengisi `kehausan’ akan kreativitas, misalnya
baca buku tiap minggu, perluas lingkungan sosial dengan mengikuti
perkumpulan-perkumpulan di luar pekerjaan.
- Kemalasan Mental
Orang
yang malas menggunakan kemampuan otaknya untuk berpikir kreatif sering
tertinggal dalam karir dan prestasi kerja oleh orang-orang yang tidak malas
untuk mengasah otaknya guna memikirkan sesuatu yang baru, ataupun mencoba yang
baru.
- Birokrasi
Proses
birokrasi yang terlalu berliku-liku sering mematahkan semangat orang untuk
berkreasi ataupun menyampaikan ide dan usulan perbaikan. Biasanya semakin besar
organisasi, semakin panjang proses birokrasi, sehingga masalah yang terjadi di
lapangan tidak bisa langsung terdeteksi oleh top management karena harus
melewati rantai birokrasi yang panjang.
- Terpaku pada masalah
Masalah
seperti kegagalan, kesulitan, kekalahan, kerugian memang menyakitkan. Tetapi
bukan berarti usaha kita untuk memperbaiki ataupun mengatasi masalah tersebut
harus terhenti. Justru dengan adanya masalah, kita merasa terdorong untuk
memacu kreativitas agar dapat menemukan cara lain yang lebih baik, lebih cepat,
lebih efektif.
- Stereotyping
Lingkungan
dan budaya sekitar kita yang membentuk opini atau pendapat umum terhadap
sesuatu (stereotyping) bisa juga menjadi hambatan dalam berpikir kreatif.
5. Pemecahan
Masalah
Penafsiran
masalah berarti menafsirkan atau mendefinisikan suatu masalah. Hal ini menarik
bagi kita untuk melangkah ke depan dan mencoba memecahkan suatu masalah hanya
berdasarkan hal-hal yang sebagaimana disajikan, meski impuls ini sering memandu
atau memberi petunjuk kita untuk pemecahan masalah yang kurang baik. Faktor
kunci dalam berhasilnya pemecahan masalah adalah suatu cara dimana suatu
masalah disajikan dan ditafsirkan. Pengertian yang sempit dari suatu masalah
akan mengaburkan kunci dari pemecahan masalah. Aspek lain dari penafsiran
masalah adalah memutuskan kelas mana atau kategori mana dari suatu masalah.
Kategorisasi yang layak terhadap suatu masalah tertentu dapat menyediakan
petunjuk tentang bagaimana memecahkannya.
Setelah seseorang dapat menafsirkan masalah dengan baik, maka langkah berikutnya adalah membuat seleksi terhadap strategi pemecahan masalah yang terbaik dalam memecahkan masalah. Beberapa strategi pemecahan masalah yang sering digunakan adalah :
- Trial and Error
Salah
satu kemungkinan strategi pemecahan masalah adalah trial and error sederhana.
Akan tetapi strategi ini biasanya akan menghabiskan waktu lama sampai kemudian
muncul pemecahan masalahnya. Dengan cara ini banyak masalah dapat pula justru
tidak terpecahkan secara sempurna.
Untuk
memecahkan masalah-masalah yang sulit, perlu untuk memiliki beberapa strategi
selain trial and error. Strategi yang ada seharusnya dijadikan pijakan pada
pengkategorian dan penggambaran yang akurat dari suatu masalah. Tetapi hal ini
juga harus melalui perhitungan batas ingatan jangka pendek. Kita harus dapat
menyelamatkan informasi dan pekerjaan kita tanpa harus dibatasi oleh ruang
kerja yang terlalu sumpek dengan ingatan jangka pendek. Dengan cara ini kita
akan dapat menggunakan strategi lain selain trial and error.
- Informational Retrieval
Dalam
beberapa kasus, pemecahan terhadap suatu masalah dapat menjadi sederhana
seperti mengingat kembali informasi (Informational Retrieval) dari ingatan
jangka panjang. Informational Retrieval adalah suatu pilihan penting ketika
suatu pemecahan masalah harus ditemukan dengan cepat. Sebagai contoh seorang
pilot dapat mengingat dengan cepat yang dibutuhkan untuk menerbangkan maupun
mendaratkan pesawat. Ketika seorang pilot membutuhkan informasi, maka ia tidak
punya cukup waktu untuk duduk dan menghitung jawaban benar karena waktu adalah
hal yang esensial. Oleh karena itu ia gunakan ingatan jangka panjang untuk
suatu jawaban segera. Cara ygn digunakan inilah merupakan suatu informational
retrieval.
- Algoritma
Makin
kompleks suatu masalah tentu membutuhkan metode yang makin kompleks pula. Dalam
beberapa kasus kita dapat menggunakan algoritma. Algoritma adalah metode
pemecahan masalah yang menjamin suatu pemecahan masalah jika tersedia
kesempatan bagi seseorang untuk mengembangkannya. Sebagai contohnya adalah
algoritma untuk memecahkan anagram, yaitu suatu kelompok huruf-huruf yang dapat
diatur kembali menjadi suatu bentuk suatu kata. Katakanlah kita diberi huruf a,
l, dan t. Lalu kita coba alt, atl, lta, tla, tal, dan akhirnya kita
temukan lat (terlambat) sehingga masalahnya terpecahkan. Contoh lain adalah
untuk memindahkan suhu Fahrenheit ke Celcius maka kita dapat menggunakan rumus
= 5/9 x (F-32). Formula ini sebagaimana halnya formula yang lain merupakan
suatu algoritma.
- Heuristic
Komentar
Posting Komentar